Sabtu, 07 Maret 2009

Lingkungan Tak Berkebudayaan

Sekarang ini di jawa barat bertambah satu lagi tradisi, yang datangnya setiap musim hujan, yaitu banjir. Fenomena ini sudah dianggap biasa oleh rakyat jawa barat, seperti yang diungkapkan oleh masyarakat yang tinggal disekitaran sungai cikapundung, mereka mengungkapkan bahwa banjir adalah hal yang lumrah tak kala musim hujan tiba, dan banjir merupakan taradisi turun temurun. Tradisi banjir terjadi dikarenakan sudah terlalu seringnya sungai cikapundung meluap dan itu terjadi setiap musim hujan.

Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa pemerintah dan masyarakat belum bisa menanggulangi banjir tersebut atau memang “sifat masyarakat sunda yang terlalu ramah hingga banjir pun mereka sambut dengan sangat sopan dan ramah”. Seperti yang sudah diketahui oleh masyarakat pada umumnya bahwa salah satu penyebab datangnya banjir adalah banyaknya sampah yang bertumpuk di parit maupun di sungai, penggundulan hutan, bukit, maupun gunung, dan sempit maupun dangkalnya permukaan bawah sungai.

Banyaknya sampah yang dibuang kedalam sungai ataupun sampah yang dibuang tidak pada tempatnya, bukanlah sepenuhnya kesalahan masyarakat yang kebanyakan orang mengatakan bahwa, kurangnya kesadaran akan kebersihan masyarakatlah penyebab utama rusaknya lingkungan. Padahal kekurang sadaran masyarakat itu tumbuh dikarenakan pemerintah kurang memberikan perhatian terhadap masyarakat khususnya mengenai lingkungan, salah satu contoh yang paling sederhana adalah minimnya fasilitas untuk membuang sampah. Hal ini sangat berbeda sekali ketika masyarakat Jawa Barat masih memgang teguh kebudayaannya, dimana kesadaran masyarakat maupun pemerintah akan lingkungan hidup pada waktu itu sangat tinggi. Salah satu contohnya adalah kejernihan sungai cikapundung.

Alam sudah tidak bersahabat lagi dengan kita ataukah kita yang tidak mau bersahabat dengan alam, hal yang perlu kita renungkan bersama.

Mari kita lihat sejarah masyarakat sunda pada era sebelum globalisasi dimulai. Masyarakat sunda era pra globalisasi adalah suatu masyarakat yang sangat menghargai dan memperhatikan keadaan alam sekitar, hal itu terbukti dengan banyaknya lirik-lirik lagu tentang sejuk, indah, maupun bersihnya alam dan lingkungan yang ada di Jawa Barat.

Bersih, indah, sejuknya alam ini tidak terlepas dari peran serta masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Ada sebuah tradisi yang sering dilakukan oleh orang sunda pada era pra globalisasi yaitu kegiatan gotong royong, dimana setiap orang bersama-sama membersihkan lingkungan. Salah satu penyebab dilaksanakannya gotong royong tersebut adalah masih kuat nya rasa kebersamaan maupun persaudaraan masyarakat sunda, dan hal itu tertuang didalam salah satu slogan orang sunda yaitu silih asah silih asih silih asuh.

Kegiatang gotong royong salah satu kegiatan yang sangat jarang sekali kita temui sekarang ini, baik di pedesaan maupun diperkotaan. Kemanakah jiwa-jiwa orang sunda yang selalu mengedepankan kebersamaan dan sangat mencintai lingkungan.

Kecintaan terhadap materiil yang berlebihan, pengaruh budaya lain, dan kurangnya perhatian dari pemerintah adalah penyebab pudarnya kebudayaan sunda yang menyebabkan lingkungan tak berkebudayaan berkembang di tanah pasundan. Jiwa-jiwa orang sunda mereka tinggalkan demi sebuah pengakuan dunia..

Faktor-faktor yang menjadi penyebab pudarnya kebudayaan sunda harus kita hancurkan demi terciptanya manusia yang berprilaku silih asah silih asih dan silih asuh, dan manusia yang bersahabat dengan alam. Tentu itu bukan lah tugas yang mudah tetapi perubahan dimulai dari rasa cinta dan keyakinan, untuk itu peran pemerintah selaku pemimpin masyarakat sangat sangat diperlukan. Pemerintah harus bisa menumbuhkan rasa cinta dan keyakinan akan budaya sunda yang dinamis dan harmonis di tanah pasundan ini.

Menanamkan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya sunda dan bisa dimulai dengan pendirian posko-posko budaya sunda, penambahan kurikulum yaitu praktek budaya dasar sunda yang mengacu kepada lingkungan hidup, ataupun kegiatan yang mengacu kepada kesadara masyarakat Jawa Barat akan kecintaan terhadap budaya sunda. Semua itu akan dapat terlaksana dengan baik apabila pemerintah bekerja sama dengan masyarakat sunda itu sendiri, dimana masyarakat Jawa Barat berperan aktif dalam segala kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Disini pemerintah bisa bekerja sama dengan LSM ataupun organisasi kemasyarakat lainnya, untuk bekerja bersama-sama membangun kesadaran masyarakat Jawa Barat akan pentingnya kecintaan terhadap budaya sunda untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

1 komentar:

eliya mengatakan...

Banjir bukan masalah yang simple..
banyak faktor yang saling kait mengkait..

mulai dari mencairnya es di kutub sebagai dampak pemanasan global.. naiknya permukaan air laut...

tata ruang yang tidak mengidahkan lingkungan...

sampah...

dll...

tentu untuk menghadapinya dibutuhkan sikap yang multi tasking.. simultan... dan terus menerus...

salam